Kreasi Milenial : “Pembangunan Ecosystem Rumah Hijau dan Kebun Percontohan Medang”

Ika Widiyawati
6 min readMay 25, 2021

--

Holaaa sobat LinkedIn… Ika mau ngelanjutin learning yang kemarin nih terkait sustainable ecosystem dan bagimana sih cara kita untuk mendukung sustainable ecosystem. Sudah baca belum postingan Ika yang kemarin? Hehe…. Kalau kalian sudah baca, pasti tahu bahwa di paragraf akhir aku menyebutkan terkait peran milenial dalam mewujudkan sustainable ecosystem salah satunya yaitu dengan menumbuh kembangkan petani milenial untuk mendukung ketahanan pangan. Nah kali ini aku mau bahas terkait itu. Ini leraningnya berkesinambungan kok, jadi jangan lupa dibaca ya…

Dalam ecosystem development banyak sekali yang dapat dipelajari, baik itu dalam bidang ekonomi maupun agribisnis atau lingkungan. Kali ini aku bakal bahas salah satu project yang sedang aku dan tim jalankan, project ini salah satu upaya kita untuk membantu dalam mendukung program sustainable ecosystem. Ada yang penasaran gak sih project apa yang sedang kita kerjakan? Projectnya yaitu Pembangunan Ecosystem Rumah hijau dan Kebun Percontohan Medang. Dimana project ini menurutku adalah sebuah ide dari kolaborasi para milenial yang ingin berperan serta aktif dalam suatu program pengembangan ecosystem. Project ini berada dibawah bimbingan orang-orang luar biasa yaitu Pak Handojo Sutjipto (Co Founder Soluix Group) selaku penasehat, Ko Alvian Haslim (Chief Executive Officer PT MInasa Finteknologi Syariah), Kak Amelia Rakhmadini (Chief Business Officer) dan Kak Rizky Dewanto (Chief Technical Officer) selaku pembimbing serta tim (Estri Eliyanti, Ardhia Larasati dan Rico Ariesta). Ada yang penasaran bagimana sih project Pembangunan Ecosystem Rumah Hijau dan Kebun Percontohan yang kita jalankan? Jangan di skip yaa….

(a) Konsep Rumah Hijau
(b) Konsep Kebun Percontohan
(c) Konsep Rooftop Sebagai Nature Café

Berawal dari adanya sebuah lahan di lokasi strategis yaitu di daerah Medang, Kabupaten Tangerang, kita memanfaatkan lahan tersebut untuk suatu hal yang positif dan produktif. Konsep dari Project Pembangunan Ecosystem Rumah Hijau dan Kebun Percontohan Medang ini adalah dengan membuat suatu hunian hijau yang dimana dalam setiap sudutnya kita mengembangkan dan menumbuhkan tanaman sebagai focus utamanya, selain hunian kita juga mengelola kebun untuk dijadikan kebun percontohan dengan banyak menanam tanaman baik secara konvensional maupun secara hidroponik dengan didukung teknologi canggih yaitu penerapan Internet of Things atau yang biasa disebut dengan IoT. Untuk bagian rooftop kita membuat konsep Nature Café dengan suasana hijau dan bisa juga sebagai tempat untuk meeting outdoor.

Tujuan dari project ini apa? Yang pertama kita ingin menjadikan project ini sebagai percontohan dan pelopor agar warga sekitar juga mau dan mampu untuk menanam dan membuat kebun dirumah mereka walaupun dengan lahan yang kecil atau minim supaya lingkungan sekitar menjadi hijau dan asri. Yang kedua kita ingin mendukung program sustainable ecosystem dengan menanam sayuran, buah-buahan maupun tanaman rempah sebagai upaya untuk menyokong ketahanan pangan terutama di Indonesia. Yang ketiga, nantinya rumah hijau dan kebun percontohan ini akan menjadi produsen dalam menghasilkan sayuran maupun buah-buahan organic.

Dengan adanya project ini banyak sekali manfaat yang didapatkan salah satunya yaitu lingkungan menjadi asri, mengurangi polusi udara dan efek rumah kaca, manfaat selanjutnya yaitu kita mampu menciptakan lumbung pangan dari tanaman yang kita tanam seperti sayur, buah-buahan dan rempah-rempah.

Kegiatan Tanam Project Kebun Percontohan Medang (before)
Kegiatan Panen Tanaman Project Kebun Percontohan Medang (after)

Saat ini kita sedang melakukan pengembangan tanaman yang ditanam secara konvensional. Terdiri dari tanaman kangkung, bayam, cabe, terong, pakcoy, sawi hijau dan seledri. Dalam maintain tanaman sehari-hari kita dibantu oleh Mas Jo yang bertugas untuk menyiram dan melakukan perawatan tanaman yang ada di kebun. Panen pertama dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021 atau tepatnya kemarin dengan hasil panen yaitu tanaman kangkung. Hasil panen dibagikan kepada warga sekitar kebun. Untuk selanjutnya kita akan mengembangkan dan menanam beberapa sayuran lagi seperti kale, mentimun dan tomat sambil menunggu instalasi hidroponik dan system IoT siap untuk implementasi.

System Tanam Hidroponik Dibantu Dengan System Control IoT

Next plan dari project Pembangunan Ecosystem Rumah Hijau dan Kebun Percontohan adalah penanaman secara hidroponik dan aquaponic dengan system yang dibantu oleh Internet of Things atau yang biasa disebut IoT. Dan kita sedang dalam tahap uji coba system IoT serta instalasi hidroponik. Apa sih IoT itu? Mungkin ada beberapa dari kalian yang asing dengan kata ini. IoT atau Internet of Things adalah suatu konsep produk yang dirancang untuk membantu aktivitas manusia dengan menggunakan koneksi jaringan internet, penerapannya pun bisa diberbagai hal salah satunya adalah untuk membantu dalam system tanam secara hidroponik. Kenapa kita menggunakan system tanam hidroponik dengan bantuan IoT?? Menanam dengan sistem hidroponik lebih mudah karena media yang dibutuhkan yaitu berupa air bukan seperti system tanam secara konvensional yang menggunakan tanah dimana tingkat keasaman, kesuburan dan zat zat yang ada didalam tanah harus diperhatikan agar tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sedangkan system hidroponik kita hanya menggunakan media air dimana nutrisi, ph, dan kelembapannya dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang akan ditanam, cukup simple bukan? Bagimana cara bertanam secara hidroponik? Yuk kita intip cara bertanam secara hidroponik dibawah ini:

Ada 2 cara bertanam secara hidroponik yaitu secara NFT (Nutrient Film Technique) dan secara Wick System.

1. NFT (Nutrient Film Technique) Ini merupakan cara paling populer yang digunakan oleh banyak orang dalam mengaplikasikan cara menanam hidroponik.

Cara Menanam:

- Siapkan beberapa pipa atau talang dan pompa.

- Lubangi pipa sesuai dengan panjangnya.

- Pastikan jarak satu lubang dan lubang yang lain sama.

- Susun pipa atau talang yang dipersiapkan untuk menjadi tempat menanam tanaman.

- Siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah.

- Pasang pompa untuk mengalirkan air nutrisi agar alirannya maksimal cara ini memiliki konsep dasar menanam akar tanaman tumbuh pada bagian lapisan nutrisi yang tidak dalam dan menjaga sirkulasinya agar tanaman tetap mendapat nutrisi, oksigen, serta air yang cukup.

1. Wick System Jenis menanam hidroponik yang ini juga tidak kalah terkenal dengan cara pertama. Cara ini disukai karena pembuatannya yang mudah serta bahan-bahan yang mudah didapatkan serta murah, bahkan bisa menggunakan barang bekas atau menggunakan wick.

Cara Tanam :

- Potong botol bekas menjadi 2 bagian.

- Lubangi tutup botol.

- Gabungkan ke dua bagian botol.

- Caranya adalah dengan membalik bagian moncong botol menghadap ke bawah.

- Pasang sumbu kompor atau kain flanel pada lubang di tutup botol, pastikan sumbu atau kain bisa menyerap air nutrisi.

- Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan tanah secukupnya. Isi bagian botol bawah dengan air nutrisi

Apa saja keuntungan bertanam secara hidroponik?? Berikut jawabannya.

Keuntungan sistem hidroponik

1. Keberhasilan tanaman lebih terjamin (tumbuh dan produksi).

2. Praktis dalam perawatan (gangguan hama lebih terkontrol).

3. Pemakaian pupuk lebih efektif dan efisien.

4. Mudah dalam penggantian tanaman yang telah mati.

5. Kebutuhan SDM lebih sedikit.

6. Tanaman tumbuh lebih pesat.

7. Hasil produksi lebih berkelanjutan dan lebih tinggi.

8. Harga jual hasil tanaman hidroponik lebih tinggi dari produk nonhidroponik.

9. Tidak terpengaruh musim.

10. Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan dengan kondisi alam.

11. Kebutuhan lahan atau ruang yang terbatas, misalnya di atap, dapur atau garasi.

Selain membahas keuntungan, dalam berhidroponik kita juga butuh effort. Effort apa yang terjadi jika kita berhidroponik? yang pertama adalah terkait investasi, dimana dalam berhidroponik investasi kita di awal lebih mahal. Selain itu juga dibutuhkan keterampilan khusus untuk menentukan dan mengukur bahan kimia yang dibutuhkan untuk nutrisi tanaman. Dari segi peralatan, ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik pun harus benar-benar diperhatikan agar satu kesatuan sistem dapat bekerja secara maksimal

Pada sistem hidroponik, aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah pengelolaan nutrisi, dimana pengukurannya berdasar pada EC (Electro Conductivity) dan pH.EC (Electro Conductivity) terkait erat dengan aliran listrik di dalam air, untuk pengukurannya menggunakan TDS/EC meter.Dimana setiap tanaman, membutuhkan larutan dengan nilai EC yang berbeda.

Internet of Things adalah konsep yang muncul dimana semua alat dan layanan terhubung satu dengan yang lain dengan mengumpulkan, bertukar dan memproses data untuk beradaptasi secara dinamis. Dengan penerapan teknologi IoT (Internet of Things) pada tanaman hidroponik ini, harapannya adalah berbagai parameter lingkungan pada sistem hidroponik bisa diakses dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi IoT (Internet of Things), dengan tujuan meminimalisasi intervensi manual dan menghasilkan sistem hidroponik yang cerdas dengan bantuan teknologi seperti mendeteksi dan mengatur ph, nutrisi, kelembaban dan TDS dari tanaman, tentunya system penyiraman pun sudah otomatis atau tidak lagi manual penyiraman seperti saat menanam secara konvensional.

Bagaimana cara kerja IoT pada system tanam hidroponik? Penasaran kan? Bakal aku bahas di next learning ya, so stay tune terus and thankyou….

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

No responses yet

Write a response